ANALISIS SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN MELALUI PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR)
Abstract
Penggunaaan lahan yang tepat serta sesuai dengan kemampuan lahan akan menentukan keberhasilan kegiatan produksi pertanian. Sistem Informasi Geografis atau GIS dapat digunakan untuk memfasilitasi analisis spasial sehinga dapat digunakan untuk memetakan sebaran lahan pertanian dan aktivitas yang ada di dalamnya. Wilayah di Kabupaten Indragiri Hilir yang berkembang disektor pertanian adalah Kecamatan Kempas. Tujuan penelitian ini adalah untuk pemetaan sumber daya lahan pertanian dan mengetahui potensi sumber daya lahan pertanian melalui pemanfaatan sistem informasi geografis di Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir. Metode penelitian berupa Pemanfaatan GIS untuk analisis potensi sumber daya lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan di Kecamatan Kempas terdiri dari lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, pemukiman, fasilitas publik dan lahan kosong yang berupa semak belukar. Lahan pertanian menempati posisi pertama untuk penggunaan lahan paling besar di Kecamatan Kempas. Lahan perkebunan adalah lahan tanaman pertanian terluas yang ada di Kecamatan Kempas dengan luas lahan 44.359,48 hektar. Sedangkan tanaman pangan memiliki luas lahan 3.863,29 hektar dan tanaman hortikultura dengan luas lahan 45,34 hektar. Komoditas perkebunan yang dibudidayakan di Kecamatan Kempas adalah kelapa sawit, kelapa, karet dan pinang. Komoditas perkebunan terluas di Kecamatan Kempas adalah kelapa sawit dengan luas lahan 35.323,31 hektar. Tanaman pangan yang dibudidayakan di Kecamatan Kempas ini terdiri dari padi, singkong dan jagung. Tanaman padi merupakan komoditas tanaman pangan terluas di Kecamatan Kempas. Luas lahan tanaman padi di Kecamatan Kempas adalah 3.857,27 hektar. Komoditas hortikutura yang diusahakan di Kecamatan Kempas adalah nenas, pisang, durian, jengkol, kacang panjang, cabe, terong, timun dan pare. Komoditas hortikultura dengan lahan paling luas adalah nenas yaitu 30,17 hektar.
Downloads
References
2. Sulakhudin, Latuponu H. Pengaruh Residu Amelioran dan Lapisan Semipermeabel terhadap Beberapa Sifat Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Lahan Pasca Penambangan Emas Tanpa Izin. J Agrohut. 2022;13(2):57–65.
3. Widiatmaka W, Munibah K, Sitorus SRP, Ambarwulan W, Firmansyah I. Appraisal Keberlanjutan Multidimensi Penggunaan Lahan Untuk Sawah Di Karawang - Jawa Barat. J Kawistara. 2015;5(2):113–31.
4. Song S, Yu H, Zhang Q, Zhang L, Zhong Q, Zhang G. Functional regionalization of land resources considering eco-efficiency in Nanjing Metropolitan Area, China.Ecol. Indic [Internet]. 2023;155(September):110964. Available from:https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2023.110964
5. Soo H, Kwon SA, Azam M. Heliyon A study on GIS-based spatial analysis of emergency response for disaster management : Focusing on Seoul Heliyon[Internet]. 2024;10(7):e28669 Available from:https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e28669
6. Muhammad, Irfan; Sri, Buwono; Ludvicus MH. PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS POTENSI SUMBER DAYA LAHAN PERTANIAN DI DESA RASAU JAYA TIGA. Georeference J Kaji Ilmu dan Pembelajaran Geogr [Internet]. 2023;1(2):77–84. Available from: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/georeference
7. Amaruddin, Rizki A muhammad, Aini S, Pratiwi P adinda, Saputra H, Faisal A. PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DALAM PEMASARAN HASIL KELAPA PETANI DESA SUNGAI ARA KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR 1. LANDMARK J Pengabdi Masy [Internet].2023;1(1):32–7. Available from: https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/landmark/article/view/2491
8. Liang J, Chen C, Song Y, Sun W, Yang G. Long-term mapping of land useand cover changes using Landsat images on the Google Earth Engine Cloud Platform in bay area - A case study of Hangzhou Bay, China. Sustain Horizons [Internet]. 2023;7(May):100061. Available from: https://doi.org/10.1016/j.horiz.2023.100061
9. Wilis R. PERSEBARAN KOMODITAS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA DI KABUPATEN TANAH DATAR. J Geogr. 2015;4(1):80– 93.
10. Sun J, Yang Y, Qi P, Zhang G, Wu Y. Development and application of a new water-carbon-economy coupling model (WCECM) for optimal allocation ofagricultural water and land resources. Agric Water Manag [Internet]. 2024;291(November 2023):108608. Available from: https://doi.org/10.1016/j.agwat.2023.108608
11. Mulyani A, Nursyamsi D, Syakir M. Strategi Pemanfaatan Sumberdaya Lahan untuk Pencapaian Swasembada Beras Berkelanjutan. J Sumberd Lahan. 2020;11(1):11.
12. Castro Alvarado E, Bégué A, Leroux L, Gaetano R. A multi-year land use trajectory strategy for non-active agricultural land mapping in sub-humid West Africa. Int J Appl Earth Obs Geoinf. 2023;122(March).
13. Mulatu K, Hundera K, Senbeta F. Analysis of land use/ land cover changes and landscape fragmentation in the Baro-Akobo Basin, Southwestern Ethiopia. Heliyon [Internet]. 2024;10(7):e28378. Available from: https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e28378
14. Rangkuti F. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis Swot : Cara PerhitunganBobot, Rating dan OCAI. Cet. 21. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2015.
15. Fadli MR. Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika. 2021;21(1):33-54
Copyright (c) 2024 nina sawitri, Yeni Afiza

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.