ANALISIS TINGGINYA MINAT DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAKU USAHA LOKAL IKAN LELE (Clarias batrachus) (Studi Kasus : Konsumen dan UMKM Kabupaten Indragiri Hilir)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya minat konsumen terhadap ikan lele di Kabupaten Indragiri Hilir. Ikan lele merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang mengalami peningkatan konsumsi setiap tahunnya. Sektor perikanan tidak hanya mencakup budidaya ikan, tetapi juga meliputi berbagai aspek dari industri UMKM. Salah satu contoh UMKM yang dominan adalah warung pecel lele, sebuah usaha kuliner yang berada di daerah Kabupaten Indragiri Hilir. Warung ini beroperasi sebagai bagian dari komunitas lokal yang menawarkan hidangan tradisional seperti pecel lele, ayam goreng, dan bebek goreng dengan rasa khas daerah. Dengan harga yang terjangkau, menu yang sederhana namun autentik, dan lokasi yang strategis, warung pecel lele ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan pelanggan, mulai dari masyarakat lokal, karyawan hingga mahasiswa. Selain itu, warung ini juga menjadi contoh bagaimana UMKM dapat bertahan dengan mengandalkan cita rasa yang unik dan suasana lokal yang akrab. Penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis cara pemasaran yang digunakan oleh warung pecel lele. Teknik penentuan informan yang digunakan nonprobability sampling. Metode pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yang melibatkan pemilihan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan data primer, yang diperoleh langsung dari sumber utama melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis SWOT digunakan untuk menilai faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal seperti peluang dan ancaman yang dihadapi oleh warung pecel lele. Selain itu, pendekatan bauran pemasaran diterapkan untuk menilai pelaksanaan strategi yang didasarkan pada aspek produk, harga, lokasi, dan promosi. Minat responden terhadap konsumsi ikan lele sangat tinggi, terlihat dari banyaknya responden yang mengonsumsi ikan lele hampir setiap hari. Tempat pembelian ikan lele yang paling banyak dipilih oleh responden adalah rumah makanan dan warung pecel lele, sehingga responden lebih memilih membeli ikan lele yang sudah di masak. Responden memilih untuk konsumsi ikan lele dengan cara digoreng, karena mereka menganggap cara ini adalah yang paling praktis. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel harga dan kualitas memiliki pengaruh paling dominan. Dalam menghadapi berbagai tantangan di industri kuliner, pemilik warung pecel lele harus senantiasa beradaptasi dan berinovasi. Hal ini untuk menjaga daya saing dan menarik perhatian pelanggan di tengah persaingan yang semakin ketat. Keberadaan banyak warung sejenis di area yang sama memerlukan strategi pemasaran yang lebih efektif dan diferensiasi produk yang jelas. Selain itu, fluktuasi harga bahan baku harus dikelola dengan baik untuk menjaga kestabilan operasional dan daya tarik harga bagi pelanggan. Perubahan selera konsumen dan tren makanan baru juga menjadi perhatian utama. Dengan meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat, perlu memperkenalkan menu yang sesuai dengan preferensi pelanggan yang berkembang. Dengan demikian, pemilik warung pecel lele dapat mempertahankan relevansi dan daya tarik di mata konsumen. Melalui pemahaman yang mendalam tentang tantangan ini, dapat merumuskan strategi yang efektif untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan di masa depan. Perubahan yang cepat dan inovasi yang terus menerus akan menjadi faktor utama untuk meraih kesuksesan dalam menghadapi dinamika pasar yang selalu berubah.