Persepsi Peternak Terhadap Teknologi Inseminasi Buatan di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indragiri Hulu

  • Gunawan Gunawan Program Studi Agribisnis Universitas Islam Indragiri
  • Yeni Afiza Program Studi Agribisnis Universitas Islam Indragiri
  • Nina Sawitri Program Studi Agribisnis Universitas Islam Indragiri
Keywords: Artificial insemination, Beef cattle, Perrception

Abstract

Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologi reproduksi buatan yang diperkenalkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas genetik dan produktivitas ternak, khususnya sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi peternak terhadap teknologi IB di Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei terhadap 40 peternak sapi potong yang telah mengadopsi teknologi IB. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peternak secara umum berada dalam kategori baik, dengan total skor persepsi sebesar 4.170. Peternak menilai teknologi IB memberikan berbagai manfaat, seperti peningkatan kualitas dan kuantitas ternak, efisiensi biaya, serta penghematan waktu dan tenaga. Meskipun demikian, peternak juga menghadapi kendala seperti kesulitan dalam mendeteksi birahi dan tingkat keberhasilan kebuntingan yang masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan penyuluhan, serta peningkatan akses terhadap inseminator terlatih untuk mendukung keberhasilan adopsi teknologi IB. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam pengembangan sektor peternakan sapi potong secara berkelanjutan.

Artificial Insemination (AI) is a reproductive technology introduced by the government to improve the genetic quality and productivity of livestock, particularly beef cattle. This study aims to examine the perceptions of beef cattle farmers toward AI technology in Lubuk Batu Jaya District, Indragiri Hulu Regency, Riau Province. A descriptive quantitative approach was used, employing a survey method involving 40 beef cattle farmers who had adopted AI technology. Data were collected through observation, interviews, and questionnaires. The results indicate that farmers' overall perception of AI is categorized as positive, with a total perception score of 4,170. Farmers recognized the benefits of AI, including improved livestock quality and quantity, cost efficiency, and savings in time and labor. However, they also encountered challenges such as difficulties in estrus detection and relatively low conception rates. Therefore, efforts are needed to enhance farmers’ capacity through training and extension services, as well as improve access to skilled inseminators to support the successful adoption of AI. The findings are expected to serve as a basis for policymaking in the sustainable development of the beef cattle sector.

References

Anggraini, S., & Putra, R. (2017). Penerapan inseminasi buatan dalam peningkatan kualitas genetik sapi potong di Indonesia. Jurnal Ilmu Ternak Indonesia, 19(2), 87–95.

Bonewati, R., Prasetyo, A., & Lestari, N. (2024). Hubungan antara penggunaan inseminasi buatan dan peningkatan pendapatan peternak sapi potong di pedesaan. Jurnal Peternakan Tropika, 11(1), 55–64.

Dwianto, A. (2020). Penerapan teknologi inseminasi buatan dalam peningkatan produktivitas sapi potong di daerah potensial peternakan. Jurnal Peternakan Indonesia, 22(3), 145–153.

Indrawati, E. (2020). Adopsi inovasi inseminasi buatan dalam pengembangan peternakan sapi potong rakyat. Jurnal Penyuluhan dan Peternakan Berkelanjutan, 8(1), 23–32.

Kusumawati, D., Rahman, F., & Susanto, A. (2024). Efektivitas teknologi inseminasi buatan terhadap efisiensi reproduksi sapi potong di Indonesia. Jurnal Ilmu Ternak dan Teknologi Peternakan, 9(1), 12–21.

Musriati, L., Fadilah, R., & Saputra, T. (2024). Peran uji coba teknologi inseminasi buatan dalam meningkatkan kepercayaan peternak terhadap inovasi peternakan. Jurnal Inovasi Agribisnis dan Peternakan, 7(2), 101–110.

Pateda, R. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi peternakan di tingkat kelompok tani ternak. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 6(1), 45–54.

Rahmawati, N., Nugroho, B. D., & Suyadi. (2021). Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat adopsi teknologi inseminasi buatan pada peternak sapi potong di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Ilmu Peternakan Terapan, 4(2), 77–86.

Riyadi, M., Hartono, T., & Pratama, D. (2023). Penerimaan sosial terhadap penerapan inseminasi buatan dalam komunitas peternak sapi potong di pedesaan. Jurnal Sosial dan Teknologi Peternakan, 5(4), 214–223.

Sayed Umar, A., Wibowo, H., & Zulfahmi, R. (2025). Pendampingan teknis dalam meningkatkan keberhasilan inseminasi buatan pada sapi potong di tingkat peternak rakyat. Jurnal Pembangunan Peternakan Berkelanjutan, 3(1), 33–42.

Setyawan, B. (2016). Sumber protein hewani dan perannya dalam ketahanan pangan di Indonesia. Jurnal Ketahanan Pangan dan Gizi, 10(1), 55–63.

Taufik, M. (2018). Kebutuhan protein hewani dan tantangan ketahanan pangan di Indonesia. Jurnal Gizi dan Pangan Nasional, 13(2), 87–95.

Wahyudi, A. (2021). Pengaruh pengalaman langsung dan observasi hasil terhadap adopsi teknologi inseminasi buatan pada peternak sapi potong. Jurnal Teknologi Peternakan Terapan, 5(3), 122–130.

Published
2025-11-25