Studi Potensi Moskuluskletal Disorders (MSDs) pada Pendulang Emas Tradisional Perempuan di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau
Abstract
Muskuloskeletal disorder adalah salah satu penyakit yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, sistem syaraf, struktur tulang. Muskuloskeletal disorder pada awalnya menyebabkan sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetaran dan gangguan tidur.Postur kerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kejadian gangguan musculoskeletal penambang.Pekerja angkat angkut di tambang emas tradisional sering merasakan keluhan Muskuloskeletal yaitu nyeri punggung, bahu, pinggang, karena pekerjaan mereka mengangkat dan mengangkut batu yang mungkin tidak memenuhi standar ergonomis. Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi penambangan emas tradisional di sungai batang Kuantan Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi, diketahui bahwa penambang emas menggunakan dulang terdapat aktivitas dan metode kerja yang berpotensi menimbulkan keluhan musculoskeletal yaitu Posisi kerja tidak alamiah, gerakan berulang dan pengerahan tenaga otot berlebihan. Penelitian ini memetakan bagian tubuh yang mengalami keluhan Muskuloskeletal subjektif yang dirasakan oleh penambang sehingga dapat memberikan analisa dan rekomendasi perbaikan kedepan sehingga meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja penambang.
Bagian tubuh yang paling Dominan mengalami Keluhan Muskuloskeletal adalah Pinggang Atas, Pinggang Bawah, Tangan Kiri dan Tangan Kanan. Aktivitas yang mendulang dan membersihkan pengotor/bansai dominan menimbulkan keluhan muskuloskeletal pada Tangan Kiri (skor 3,8) dan Tangan Kanan (skor 3,9); Aktivitas mengangkut raw material dari Lobuang (lokasi eksploitasi) ke titik pendulangan merupakan posisi kerja membungkuk sampil membawa beban berkisar 7 Kg sampai 12 Kg berpotensi menimbulkan keluhan muskuloskeletal pada Pinggang Atas (Skor 3,9) dan Pinggang Bawah (Skor 3,9). Penyebab keluhan muskuloskeletal pada pendulang emas sektor Pertambangan Emas Rakyat disebabkan oleh Gerakan Repetitif, Pengerahan Tenaga Otot berlebihan dan Sikap kerja tidak alamiah.