https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/issue/feedJURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN2025-06-17T08:43:54+00:00Yulianti, S.Pd., M.Si.[email protected]Open Journal Systems<p>Jurnal Teknologi Pertanian ini merupakan publikasi resmi yang diterbitkan oleh Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Indragiri, Tembilahan. Jurnal ini pertama kali diterbitkan pada bulan Mei Tahun 2012. Namun Open Journal System (OJS) baru diterapkan pada Tahun 2018. Jurnal ini memuat tinjauan mengenai hasil-hasil penelitian dan non penelitian tentang suatu permasalahan secara komprehensif dan prospek pengembangannya, serta bertujuan memberi informasi tentang Teknologi Pertanian. Jurnal ini berfokus pada teknologi pertanian seperti sains dan teknologi pangan, manajemen industri pangan, teknologi hasil pertanian, teknik pertanian dan biosistem, teknologi industri pertanian, manajemen industri pertanian, dan rekayasa bioproses.</p> <p><strong>ISSN : <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1337086459&1&&" target="_blank" rel="noopener">2301-4083 (Print)</a> <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&1507601461&1&&" target="_blank" rel="noopener">2598-5132 (Online)</a></strong></p>https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/article/view/3144KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK COOKIES TEPUNG MOCAF (Modified Cassava Flour) DAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN VARIASI JENIS PEMANIS2025-06-08T14:01:50+00:00Nanik Suhartatik[email protected]Ecio Mustofa[email protected]Merkuria Karyantina[email protected]<p><em>Cookies are one of the most popular foods in Indonesia. The taste tends to be sweet, the texture is crunchy, and it has a long shelf life. Generally, cookies are made from wheat flour which contains gluten. Mocaf is an alternative source of carbohydrates and a substitute for wheat flour. Moringa leaf powder was chosen because it is rich in protein, minerals and vitamins. The advantages of adding Moringa leaf flour can improve the quality of the cookies especially the fiber and protein. This study aims to formulate crispy cookies rich protein using moringa leaf and mocaf flour. This studied used two factorial complete randomized design (CRD) with two replications. The factors used were the ratio of moringa leaf flour: mocaf flour (2 : 98 ; 4 : 96 ; 6 : 94) and variations in the type of sweetener (can sugar, arenga sugar, palm sugar). The best cookies were found in samples with 6% moringa leaf and 94% mocaf flour with variations of palm sugar this product contain 5.20% of protein, 2.79% of moisture,1.44% of ash, 20.82% of fat, 3.30% of fiber, 69.74% of carbohydrate, color 4.55 (greenish yellow), taste 3.25 (sweet), aroma 3.90 (slightly unpleasant), crispness 2.55 (not very crispy). Mocaf flour and moringa leaf flour have the potential to increase the functional value of cookies</em>.</p>2025-06-05T04:07:02+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TEKNOLOGI PERTANIANhttps://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/article/view/4102PENGARUH SUBSTITUSI KOLANG-KALING TERHADAP KARAKTERISTIK NORI BERKONSEP EDIBLE FILM DARI RUMPUT LAUT JENIS EUCHEUMA COTTONII2025-06-08T14:01:47+00:00Fikratul Ihsan[email protected]Anna Anggarini[email protected]Alhafiz[email protected]<p> </p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi dari nori berkonsep <em>edible film </em>dan mengetahui pengaruh pensubstitusian kolang-kaling terhadap nori dari rumput laut jenis <em>Eucheuma cottonii </em>berdasarkan sifat fisik, kimia dan tingkat penerimaan panelis pada uji organoleptik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Analisis data menggunakan<em> Analisis of Varian </em>(ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan <em>Duncan’s New Multiple Range </em>(DNMRT) pada taraf nyata 5%. Perlakuan yang digunakan adalah pensubstitusian rumput laut <em>E. cottonii</em> dengan kolang-kaling yaitu A (100%:0%), B (90%:10%), C (80%:20%), D (70%:30%) dan E (60%:40%). Formulasi pembuatan nori yaitu dengan menambahkan 50 ml air, 2 ml larutan daun suji dan 1 ml gliserin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pensubstitusian rumput laut jenis<em> E. cottonii</em> dengan kolang-kaling berpengaruh nyata terhadap ketebalan, kekuatan tarik, kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat makanan dan kadar kalsium tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap daya serap air, intensitas warna dan aktivitas air. Hasil penelitian menunjukkan pensubstitusian kolang-kaling hingga 30% (perlakuan D) masih dapat digunakan sebagai bahan pensubstitusi rumput laut <em>E. cottonii</em> dalam pembuatan nori berkonsep e<em>dible film </em>dan merupakan perlakuan terbaik berdasarkan tingkat penerimaan organoleptik dengan nilai warna (3,41), rasa (3,29), tekstur (3,6) dan aroma (3,59).</p>2025-06-05T04:07:41+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TEKNOLOGI PERTANIANhttps://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/article/view/4281MENAKAR POTENSI DAN HAMBATAN INDUSTRI KELAPA SEBAGAI PENGUAT KETAHANAN PANGAN NASIONAL: SUATU KAJIAN LITERATUR2025-06-10T05:39:52+00:00Hermiza Mardesci[email protected]Dita Fitriani[email protected]<p>Industri kelapa memiliki potensi besar sebagai pilar ketahanan pangan dan penggerak ekonomi nasional Indonesia. Sebagai produsen kelapa terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dari segi agroekologi, diversifikasi produk, dan ketersediaan tenaga kerja. Namun, pengembangan industri kelapa masih menghadapi berbagai tantangan seperti produktivitas rendah, keterbatasan teknologi, akses pasar yang terbatas, serta dampak perubahan iklim. Kajian ini dilakukan melalui pendekatan studi literatur terhadap berbagai sumber ilmiah dan data sekunder guna mengidentifikasi potensi, hambatan, serta strategi pengembangan industri kelapa berkelanjutan. Hasil kajian menunjukkan perlunya transformasi teknologi, penguatan kelembagaan petani, dan integrasi rantai pasok berbasis ekonomi sirkular. Kolaborasi multipihak dan inovasi teknologi menjadi kunci untuk menjadikan industri kelapa sebagai sektor strategis dalam mencapai ketahanan pangan nasional.</p>2025-06-08T02:50:37+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TEKNOLOGI PERTANIANhttps://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/article/view/4291PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP BOLU KUKUS DENGAN PENAMBAHAN KENTOS KELAPA2025-06-13T11:35:06+00:00Heni Indra Saputri[email protected]Yulianti[email protected]Retti Ninsix[email protected]Hermiza Mardesci[email protected]<p><em>Indonesia is one of the largest coconut producers in the world. Coconut trees are found in almost every province across the country. Coconut apple (kentos) is a by-product commonly found in almost all areas of Indragiri Hilir Regency, where the majority of the population works as coconut farmers. The aim of this study is to transform coconut apple waste into a valuable food product that is appealing to all segments of society. The results of the study show that the steamed sponge cake with the addition of coconut apple was well accepted by the panelists based on organoleptic characteristics, including color, aroma, texture, and taste. Based on the organoleptic evaluation (color, aroma, texture, and taste), it was concluded that steamed sponge cake with added coconut apple was acceptable and preferred by the panelists. The best treatment was treatment D, which used 15% coconut apple, with organoleptic scores of 4.00 for color, 4.10 for aroma, 4.55 for texture, and 4.45 for taste</em>.</p>2025-06-13T11:35:06+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TEKNOLOGI PERTANIANhttps://ejournal.unisi.ac.id/index.php/jtp/article/view/4000PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA INDUSTRI KELAPA SAWIT2025-06-17T08:43:54+00:00Verra Syahmer[email protected]Maryam[email protected]Wisme Ayunda Ismail[email protected]<p>Untuk dapat bertahan dalam persaingan antar indutri yang semain meningkat pesat, perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dimana kualitas produk merupakan salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pasar. Perusahaan melakukan pengendalian kualitas sebagai strategi menghadapi persaingan dengan menetapkan kualitas produk, menentukan spesifikasi serta selalu melakukan perbaikan, pemeliharaan dan pengawasan pada seluruh elemen yang terlibat di dalam proses produksi. Salah satu metode dalam pengendalian kualitas adalah <em>Six Sigma</em>. Metode <em>Six Sigma</em> merupakan metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas produk dengan cara meminimasi faktor penyebab kecacatan produk. PT X selaku pelaku industri kelapa sawit dengan salah satu hasil produksinya adalah <em>Crude Palm Oil </em>(CPO), selain harus meningkatkan kapasitas produksi, perusahaan juga harus memproduksi CPO dengan kualitas yang baik. Dalam proses produksi PT X masih ditemukan permasalahan berupa melebihi batas standar kualitas CPO yakni standar mutu minyak kelapa sawit pada perusahaan dengan nilai ambang batas Asam Lemak Bebas (ALB) 4,50%, kadar air 0,20%, dan kadar kotoran 0,05%. Melakukan analisis menggunakan metode <em>Six Sigma</em> pada PT X, didapatknan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan cacat pada produk CPO seperti faktor manusia, mesin, bahan baku, lingkungan dan metode. Untuk mengendalikan kualitas produk CPO terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu melakukan pengawasan terhadap bahan baku yang telah dipanen; melakukan pengawasan terhadap bahan baku sebelum diproduksi; melakukan pengawasan pada saat proses produksi; melaporkan hasil jenis kerusakan yang telah melebili standar perusahaan serta melakukan perawatan dan perbaikan mesin secara berkala.</p>2025-06-17T08:43:54+00:00Copyright (c) 2025 JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN