JURNAL AGRIBISNIS
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis
<p><span style="font-family: latoregular;"><strong>J</strong><span style="color: #000000; font-family: latoregular; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial; display: inline !important; float: none;"><strong>urnal Agribisnis</strong> mempublikasikan artikel-artikel ilmiah dalam bidang agribisnis dengan topik-topik ekonomi pertanian, pemasaran, usahatani, dan kelembagaan penunjang dalam usaha agribisnis. </span></span><span style="font-family: latoregular;"><span style="color: #000000; font-family: latoregular; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial; display: inline !important; float: none;">Jurnal ini diterbitkan oleh Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Indragiri, terbit dua kali setahun yaitu bulan Mei dan bulan November.</span></span></p> <p><span style="font-family: latoregular;"><span style="color: #000000; font-family: latoregular; font-size: 16px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: #ffffff; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial; display: inline !important; float: none;">ISSN : 2301-5330 E-ISSN : 2598-733X</span></span></p>Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanianen-USJURNAL AGRIBISNIS2301-5330Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Berjalan di Desa Sidobinangun Kecamatan Tanalili Kabupaten Luwu Utara
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/3269
<p>Usaha penggilingan padi berjalan memberikan kemudahan bagi petani karena tidak perlu membawa padi ke lokasi penggilingan yang jauh, sehingga menghemat waktu dan biaya transportasi. Akan tetapi, terdapat beberapa permasalahan dalam usaha penggilingan padi yaitu memerlukan investasi besar untuk membeli mesin penggilingan dan kendaraan, memerlukan perawatan rutin dan dapat menghadapi kerusakan yang mempengaruhi operasi. Tujuan penelitian untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan financial usaha penggilingan padi berjalan di Desa Sidobinangun Kecamatan Tanah Lili Kabupaten Luwu Utara. Hasil penelitian diperoleh total rata-rata biaya variabel dan tetap yang dikeluarkan oleh setiap pemiliik usaha penggilingan padi berjalan adalah sebesar Rp.61.166.611/Tahun. Total penerimaan beras dan bekatul rata-rata adalah sebesar Rp.94.069.111/Tahun. Penerimaan tersebut terdiri dari hasil penjualan beras sebesar Rp.86.974.444/Tahun dengan rata-rata produksi sebesar Rp.8.697. Kemudian rata-rata hasil penjualan bekatul adalah sebesar Rp.7.094.667/Tahun dengan rata-rata produksi bekatul sebesar Rp.1.182/Tahun. Total ratarata pendapatan yang diperoleh oleh setiap pemilik usaha penggilingan padi adalah sebesar Rp.32.902.500. Hasil analisis kelayakan adalah pada usaha penggilingan padi diperoleh bahwa nilai R/C ratio adalah 1.54. Berdasarkan kriteria kelayakan usaha penggilingan padi keliling dengan perhitungan R/C > 1 maka usaha penggilingan padi layak untuk semua di usahakan.</p> <p><em>Running a rice mill provides convenience for farmers as there is no need to carry paddy to distant milling locations, thus saving time and transportation costs. However, there are several problems in the rice milling business, namely requiring large investments to buy milling machines and vehicles, requiring regular maintenance and can face damage that affects operations. The purpose of the study was to analyze the income and financial feasibility of the rice milling business in Sidobinangun Village, Tanah Lili District, North Luwu Regency. The results obtained the average total variable and fixed costs incurred by each owner of the rice milling business running is Rp.61,166,611 / year. The total revenue of rice and rice bran on average is Rp.94,069,111/year. The revenue consists of rice sales of Rp.86,974,444/year with an average production of Rp.8,697. Then the average sales of rice bran is Rp.7,094,667/year with an average production of rice bran of Rp.1,182/year. The total average income earned by each rice milling business owner is Rp.32,902,500. The results of the feasibility analysis are on the rice milling business obtained that the R / C ratio value is 1.54. Based on the criteria for the feasibility of a mobile rice milling business with the calculation of R / C> 1 then the rice milling business is feasible for all in business.</em></p>Nur Aisyah RusmanMuh. Arifin FattahRasdiana Mudatsir
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-032025-11-0314213013610.32520/agribisnis.v14i2.3269Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus Petani Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk)
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/3667
<p>Kegiatan budidaya tanaman bawang merah merupakan salah satu usaha yang banyak dilakukan oleh petani di Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Hal ini dikarenakan bawang merah merupakan salah satukomoditas yang secara ekonomis memberikan keuntungan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui kelayakan usaha di tingkat petani dengan melihat nilai R/C. Penelitian dilakukan di Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk dalam waktu 2 bulan, yakni Oktober sampai dengan November 2022 dengan jumlah responden sebanyak 30 petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan dekriptif dan pengambilan data dilakukan menggunakan purposive sampling. Alat analisis menggunakan perhitungan penerimaan, keuntungan, dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya petani bawang merah sebesar Rp23.568.610,33; rata-rata penerimaan petani dengan produksi mencapai 2.770 Kg sebesar Rp33.240.000,00; dan keuntungan petani sebesar Rp9.671.389,33. Hasil perhitungan rata-rata R/C petani bawang merah ialah 1,4. Usaha budidaya bawang merah dinilai layak dan menguntungkan untuk dijalankan dalam usaha tani di Kabupaten Nganjuk</p> <p><em>Shallot cultivation is one of the many business carried out by Farmers in Rejoso District, Nganjuk Regency. Because shallots is one of the commodities that economical profitable. The purpose of this research was to know R/C analysis in onion farmer’s onion. It was in Rejoso Nganjuk Regency. It done among 2 month, October until November 2022. It needed 30 farmers. Method used descriptive and It used purposive sampling. Analysis that was used to counting of appropriateness was income, profit and R/C ratio. The result showed average of production Rp23.568.610,33; production onion 2.770 Kg, average total income Rp33.240.000,00; and the profit as Rp9.671.389,33. R/C of this research was 1,4. Business of onion has a good value of R/C</em></p>Fitri KrismiratsihSuwinda Fibriani
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-032025-11-0314213714210.32520/agribisnis.v14i2.3667Ketahanan Pangan Pada Masyarakat Petani Padi di Desa Karya Sakti Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4119
<p>Tanaman pangan padi merupakan salah satu potensi paling besar di Desa Karya Sakti Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara dimana desa ini hampir surplus hasil panen padi setiap tahunnya Namun faktanya, walaupun potensi padi berlimpah namun ketahanan pangannya masih rendah. Ada beberapa aspek permasalahan strategis dalam membangun ketahanan pangan yaitu produksi yang berkaitan dengan ketersediaan pangan, distribusi yang berkaitan dengan keterjangkauan pangan serta konsumsi yang berkaitan dengan pemanfaatan pangan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam bagaimanakah ketahanan pangan masyarakat petani padi di Desa Karya Sakti Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara dilihat dari produksi, distribusi dan konsumsi. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi serta dokumentasi. Analisis Data dengan melakukan reduksi, penyajian data dan kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data dengan melakukan triangulasi sumber, teknik/metode dan waktu.Jumlah informan sebanyak 6 orang petani padi yang penentuannya dilakukan secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun produksi padi besar tetapi ketahanan pangan baik produksi (ketersediaan pangan), distribusi (keterjangkauan pangan) dan konsumsi (pemanfaatan pangan) rendah. Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa kendala yang dialami yaitu fasilitas pengolahan hasil panen yang belum memadai, ketergantungan pada tengkulak, pinjaman modal ke bank dan kemiskinan.</p> <p><em>Rice food crops are one of the greatest potentials in Karya Sakti Village, Abung District, Surakarta, North Lampung Regency, where this village almost has a surplus of rice harvests every year. However, in fact, even though the potential for rice is abundant, food security is still low. There are several aspects of strategic problems in building food security, namely production related to food availability, distribution related to food affordability, and consumption related to food utilization. Therefore, this study aims to analyze in depth how the food security of rice farming communities in Karya Sakti Village, Agung District, Surakarta, North Lampung Regency is seen from production, distribution and consumption. The method used is qualitative with data collection techniques through in-depth interviews, observation and documentation. Data analysis by reducing, presenting data, and concluding. While the data validity technique is by triangulating sources, techniques/methods and time. The number of informants is 5 rice farmers whose determination is done purposively. The results of the study indicate that although rice production is large, food security, both production (food availability), distribution (food affordability) and consumption (food utilization) is low. This is due to several obstacles experienced, namely limited subsidized fertilizer, inadequate harvest processing facilities, dependence on middlemen, capital loans to banks and poverty.</em></p>Dewi Ayu HidayatiIfaty Fadliana SariYuni RatnasariAnita Damayantie
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-032025-11-0314214315510.32520/agribisnis.v14i2.4119Disparitas Pola Konsumsi Rumah Tangga Petani: Analisis Komparatif Stabilitas Pendapatan dan Prioritas Pengeluaran pada Petani Kelapa Sawit di Riau dan Karet di Jambi
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4645
<p>Komoditas kelapa sawit dan karet merupakan pilar ekonomi rumah tangga pedesaan Indonesia, namun dengan karakteristik pendapatan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola konsumsi rumah tangga petani kedua komoditas tersebut dengan fokus pada stabilitas pendapatan dan prioritas pengeluaran. Metode <em>mixed-methods</em> diterapkan dengan survei kuantitatif pada 140 rumah tangga petani (52 sawit di Kampar, 88 karet di Tebo) dan wawancara mendalam. Stabilitas pendapatan diukur dengan Koefisien Variasi (CV), sedangkan perbedaan pola konsumsi dianalisis menggunakan <em>Independent T-test</em> dan faktor penentunya diidentifikasi melalui regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan disparitas yang signifikan. Petani sawit menikmati pendapatan lebih tinggi (Rp 7,6 juta/bulan) dan stabil (CV <20%), sehingga dapat mengalokasikan 25-30% pendapatan untuk pendidikan/kesehatan dan 20-25% untuk investasi. Sebaliknya, petani karet menghadapi volatilitas pendapatan ekstrem (CV >40%) dengan pendapatan rendah (Rp 983 rb/bulan), menyebabkan alokasi dominan untuk kebutuhan pokok (55-60%) dan tabungan darurat (20-25%) sebagai strategi bertahan hidup. Penelitian menyimpulkan bahwa stabilitas pendapatan yang bersumber dari karakteristik komoditas adalah determinan utama perbedaan pola konsumsi. Implikasi kebijakan dari temuan ini adalah perlunya intervensi yang berbeda, di mana petani karet memerlukan program stabilisasi pendapatan dan jaminan sosial, sementara petani sawit dapat difasilitasi untuk pengembangan kapasitas investasi dan kewirausahaan.</p> <p><em>Oil palm and rubber are pillars of Indonesia's rural economy, yet they are characterized by different income profiles. This study aims to analyze the differences in consumption patterns between farmer households of these two commodities, focusing on income stability and expenditure priorities. A mixed-methods approach was employed, combining a quantitative survey of 140 farmer households (52 oil palm in Kampar, 88 rubber in Tebo) with in-depth interviews. Income stability was measured using the Coefficient of Variation (CV), while differences in consumption patterns were analyzed using an Independent T-test, and their determining factors were identified through multiple linear regression. The results reveal significant disparities. Oil palm farmers earn a higher (Rp 7.6 million/month) and more stable income (CV <20%), enabling them to allocate 25-30% of their income to education and health, and 20-25% to investment. Conversely, rubber farmers face extreme income volatility (CV >40%) with a low income (Rp 983 thousand/month), leading to a dominant allocation of funds to basic needs (55-60%) and emergency savings (20-25%) as a survival strategy. The study concludes that income stability is the primary determinant of the differences in consumption patterns. The policy implication of these findings is the need for differentiated interventions, where rubber farmers require income stabilization programs and social safety nets, while oil palm farmers can be facilitated in investment capacity development and entrepreneurship.</em></p>Yogy RasihenDini Amalia PutriAgung PramonoTirta Anugerah
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-032025-11-0314215616310.32520/agribisnis.v14i2.4645Karakteristik Demografi Konsumen Kafe Kopi di Kota Padang
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4139
<p>Pertumbuhan industri kafe kopi di Kota Padang mengalami peningkatan seiring dengan tren konsumsi kopi yang semakin populer, khususnya di kalangan generasi muda. Kondisi ini menuntut pelaku usaha kafe untuk memahami karakteristikkonsumennya untuk meningkatkan daya saing dan memepertahankan eksistensi usaha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik demografi konsumen kafe kopi di Kota Padang serta merumuskan strategi pemasaran yang sesuai untuk pengembangan usaha kafe kopi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap 109 responden yang aktif mengunjungi kafe minimal satu kali dalam sebulan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis secara deskriptif menggunakan bantuan perangkat lunak statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas konsumen adalah perempuan, berusia 26–35 tahun, berstatus pelajar/mahasiswa, memiliki pendidikan tinggi, dan berpendapatan di bawah Rp3.000.000. Temuan ini menunjukkan bahwa kafe kopi tidak hanya menjadi tempat konsumsi, tetapi juga ruang sosial dan gaya hidup. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang disarankan mencakup penyesuaian harga, penyediaan fasilitas yang mendukung produktivitas, serta pendekatan digital yang komunikatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan layanan dan strategi pemasaran yang lebih efektif bagi pelaku usaha kafe di Kota Padang.</p> <p><em>The growth of the coffee shop industry in Padang City has increased in line with the rising trend of coffee consumption, particularly among younger generations. This condition requires cafe business actors to understand the characteristics of their consumers to increase competitiveness and maintain the existence of their business.</em> <em>This study aims to analyze the demographic characteristics of coffee shop consumers in Padang City and to formulate appropriate marketing strategies for coffee shop business development. A quantitative approach was employed through a survey method involving 109 respondents who actively visited coffee shops at least once a month. Data were collected via questionnaires and analyzed descriptively using statistical software. The results show that most consumers are female, aged 26–35, students, with higher education backgrounds, and earn less than IDR 3,000,000 per month. These findings indicate that coffee shops serve not only as places for coffee consumption but also as social and lifestyle spaces. Therefore, the recommended marketing strategies include competitive pricing, providing facilities that support productivity, and adopting a communicative digital marketing approach. This study is expected to serve as a reference for developing more effective services and marketing strategies for coffee shop entrepreneurs in Padang City</em></p>Nova SilliaRaeza Firsta WisraIndria UkritaMukhlisJohn NefriSiska Fitrianti
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-032025-11-0314216417410.32520/agribisnis.v14i2.4139Analisis Usahatani Padi Sawah Dengan Teknologi Jajar Legowo di Desa Tanjung Sari
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4663
<p>Sistem tanam jajar legowo merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan produktivitas pada budidaya tanaman padi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan tingkat efisiensi usahatani pdi sawah dengan teknologi jajar legowo. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan, analisis R/C <em>ratio</em>, biaya penyusutan, dan pendapatan kerja keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil produksi usahatani padi sistem jajar legowo yaitu 4.698,43 Kg/Ha/MT, dengan pendapatan kotor sebesar Rp28.190.597,01/Ha/MT dan pendapatan bersih petani padi sawah di Desa Tanjung Sari sebesar Rp18.315.970,15/Ha/MT. Sedangkan rata-rata pendapatan kerja keluarga sebesar Rp19.020.373,13/Ha/MT. Adapun hasil analisis R/C pada usahatani padi sawah di Desa Tanjung Sari sebesar 2,85 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp1 maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp2,85 Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa biaya lebih kecil dari rata-rata penerimaan sehingga usahatani layak untuk dilanjutkan.</p> <p><em>The Jajar Legowo planting system is an agricultural innovation aimed at enhancing productivity in rice cultivation. The objective of this study is to analyze the income and efficiency level of lowland rice farming utilizing the Jajar Legowo system. The analytical methods employed in this research include cost analysis, revenue analysis, income analysis, R/C (Revenue-Cost) ratio analysis, depreciation cost calculation, and analysis of family labor income. The findings indicate that the average production yield under the Jajar Legowo system is 4,698.43 kg per hectare per planting season, with a gross income of IDR 28,190,597.01 per hectare per season and a net income of Rp18,315,970.15 per hectare per season for rice farmers in Tanjung Sari Village. Additionally, the average family labor income is recorded at Rp19,020,373.13 per hectare per season. The R/C ratio analysis yielded a value of 2.85, which implies that for every Rp1 of cost incurred, farmers receive a return of Rp2.85. This result suggests that the total costs are significantly lower than the revenues generated, indicating that rice farming using the Jajar Legowo system is economically viable and worth continuing.</em></p> <p><em>Keywords: jajar legowo, rice, income, efficiency, farming</em></p> <p> </p>Sunento SunentoNina SawitriYuslizar
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-032025-11-03142182187Analisis Efisiensi Penggunaan Modal dan Profitabilitas Usaha Keripik Singkong Cutella Presto di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4207
<p>Keripik singkong merupakan salah satu produk olahan yang cukup diminati dan berkembang melalui agroindustri rumah tangga, salah satunya adalah Cutella Presto di Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Sebagai usaha berskala rumah tangga, Efisiensi penggunaan modal menjadi aspek penting untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing usaha. Cutella Presto menghadapi tantangan dalam pengelolaan modal yang terbatas sehingga penting bagi penelitian ini untuk dilakukan sehingga membantu keputusan bisnis Usaha Keripik Singkong Cutella Presto. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi penggunaan modal pada usaha keripik singkong Cutella Presto.<em>.</em> Data untuk penelitian ini meliputi biaya, pendapatan, R/C <em>ratio </em>dan B/C <em>ratio</em> diperoleh dari wawancara dengan pemilik usaha pada Bulan April Tahun 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya total yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 64.997.082 dan pendapatan sebesar Rp 86.202.918/ bulan, Usaha ini mengeluarkan biaya penyusutan untuk alat sebesar Rp 127.082/bulan. R/C <em>ratio </em>yaitu sebesar 2,23, B/C <em>ratio</em> yaitu sebesar -0,5 dan profit <em>rate </em>sebesar 132%. Adapun banyaknya unit dan harga untuk mencapai titik BEP adalah 453 kemasan dan Rp 6.359.649. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa usaha keripik singkong Cutella Presto layak diusahakan jangka panjang karena nilai R/C lebih dari 1.</p> <p><em>Cassava chips are one of the processed products that are quite in demand and developed through household agro-industry, one of which is Cutella Presto in Kaliwates District, Jember Regency. This agro-industry processes local cassava into ready-to-eat chips with various flavors and utilizes the pressure cooker technique in its production process. As a household-scale business, Cutella Presto faces challenges in managing limited capital. Efficient use of capital is an important aspect to ensure the sustainability and competitiveness of the business. This study aims to analyze the level of capital efficiency in the Cutella Presto cassava chips business. The research method used is qualitative descriptive with data analysis including costs, income, R/C ratio and B/C ratio. The results of the study showed that the total cost is Rp 64,997,082, revenue is Rp 86,202,918 per month, the R/C ratio is 2.23, the B/C ratio is -0.5, and the profit rate is 132%. The number of units and the price to reach the BEP point is 453 packages and Rp 6,359,649. Based on the results of the study, it was concluded that the Cutella Presto cassava chips business was feasible to be run in the long term because the R/C value was more than 1</em></p>Fara AdeliaRiska SafitriTheodore Ivan Demousa
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-062025-11-0614218819710.32520/agribisnis.v14i2.4207Analisis Peran Penyuluh Pertanian Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Petani Jagung Di Kecamatan Gentuma Raya Kabupaten Gorontalo Utara
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4538
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja petani jagung dan untuk mengetahui hubungan antara efektivitas peran penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani di Kecamatan Gentuma Raya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh di Kecamatan Gentuma Raya dinilai cukup efektif, dengan penyuluh memberikan pelatihan, bimbingan teknis, dan informasi mengenai teknik pertanian modern yang dapat meningkatkan produktivitas kerja petani. Namun, meskipun penyuluhan dilakukan dengan baik, masih terdapat kendala seperti terbatasnya akses terhadap teknologi dan biaya tinggi, yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi baru oleh petani. Efektivitas penyuluhan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan produktivitas kerja petani, meskipun faktor-faktor lain seperti perubahan cuaca dan ketidaktersediaan sarana produksi juga mempengaruhi hasil pertanian. Oleh karena itu, penyuluhan berkelanjutan sangat penting untuk mengatasi kendala tersebut dan dapat meningkatkan produktivitas kerja petani jagung secara lebih optimal.</p> <p><em>This study aims to determine the work productivity of corn farmers and to examine the relationship between the effectiveness of agricultural extension workers' roles and the work productivity of farmers in Gentuma Raya District. The study employs a qualitative descriptive method, collecting data through in-depth interviews and field observations. The findings indicate that the role of extension workers in Gentuma Raya District is considered quite effective, with extension workers providing training, technical guidance, and information on modern agricultural techniques that can enhance work productivity among farmers. However, despite effective extension services, there are still challenges such as limited access to technology and high costs, which affect farmers' ability to adopt new technologies. The effectiveness of extension services shows a positive and significant relationship with work productivity, although other factors, such as climatic changes and lack of production resources, also impact agricultural yields. Therefore, continuous extension services are crucial to overcoming these barriers and optimizing the work productivity of corn farmers.</em></p>Femi UmarYusriyah Atikah GobelMoh Muchlis DjibranMerita Ayu Indrianti
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-132025-11-1314219820610.32520/agribisnis.v14i2.4538Analisis Usahatani Nanas Madu di Desa Suka Jadi Kecamatan Kuala Cenaku
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4501
<p>Produksi nanas di Kecamatan Kuala Cenaku mencapai 361.421.000 Kwintal pada Tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan dan tingkat efisiensi usahatani nanas madu di Desa Suka Jadi Kecamatan Kuala Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. Metode analisis yang digunakan adalah analisi biaya produksi, penerimaan, penyusutan alat, pendapatan, pendapatan kerja keluarga, dan analisis kelayakan usahatani. Hasil penelitian ini adalah Pendapatan per hektar per satu kali panen dalam melakukan usahatani nanas madu di Desa Suka Jadi sebesar Rp47.582.948. Hasil analisis kelayakan usahatani pada usahatani nanas madu di Desa Suka Jadi sebesar 3,10 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp1 maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp3,10. Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa biaya lebih kecil dari rata-rata penerimaan sehingga usahatani layak untuk dilanjutkan.</p> <p><em>The pineapple production in Kuala Cenaku Sub-district reached 361.421.000 quintals in 2022. </em><em>This study aims to assess the income and efficiency level of honey pineapple farming in Suka Jadi Village, Kuala Cenaku Sub-district, Indragiri Hulu Regency. The analytical methods employed include production cost analysis, revenue calculation, equipment depreciation, net income, family labor income, and farm feasibility analysis. The results indicate that the income per hectare per harvest cycle for honey pineapple farming in Suka Jadi Village amounts to IDR 47,582,948. The farm feasibility analysis yields a value of 3.10, meaning that for every IDR 1 of cost incurred, the farmer receives IDR 3.10 in return. This finding demonstrates that the production costs are lower than the average revenue, thereby confirming that honey pineapple farming is economically viable and feasible to continue.</em></p>Kristian EkosudarmajiYeni AfizaGunawan Syahrantau
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-132025-11-1314220721310.32520/agribisnis.v14i2.4501Kinerja Keuangan dan Kepuasan Anggota Koperasi Sawit (Kopsa) Usaha Manunggal Desa Seresam Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4741
<p>Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja keuangan, kepuasan anggota dan upaya meningkatkan kinerja keuangan dan kepuasan anggota Koperasi Sawit (Kopsa) Usaha Manunggal. Metode survey. Sampel sederhana (Simple Random Sampling) yaitu terhadap 41 orang anggota KOPSA. Model analisis yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan adalah Rasio Likuditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas. Untuk menganalisis kepuasan anggota model IPA dan CSI. Hasil, Analisis kinerja keuangan KOPSA Usaha Manunggal dari tahun 2020-2024 menunjukkan kemampuan yang baik dalam membayar kewajiban jangka pendek. Rata-rata current ratio adalah 108,11, quick ratio 104,00, dan cash ratio 0,20. Ini mengindikasikan kemampuan koperasi membayar utang jangka pendek dengan aset lancar. Namun, rasio solvabilitas menunjukkan sebagian besar aset dibiayai utang (Total Asset To Debt Ratio 80,61%), Dept to Equity Ratio 415,96% ini mengindikasikan bahwa untuk setiap satu rupiah modal yang dimiliki oleh anggota (ekuitas), koperasi memiliki lebih dari empat rupiah utang. Dari segi rentabilitas, koperasi mampu menghasilkan laba bersih 1,13% dari aset (ROA) dan 8,47% dari modal sendiri (ROE) Net Profit Margin 10,09%. Hasil IPA mengidentifikasi beberapa atribut dengan prioritas rendah yang perlu diperbaiki, yaitu penampilan pengurus, kelengkapan fasilitas, kemudahan akses informasi, ketepatan waktu pembayaran hasil penjualan, kejujuran pengurus, dan biaya sosial. Nilai CSI mencapai 80,78%, menunjukkan kepuasan yang Puas terhadap kinerja keuangan Koperasi Sawit (KOPSA) Usaha Manunggal. Upaya peningkatan kinerja keuangan dan kepuasan anggota dengan mengurangi jumlah piutang tidak tertagih, penghematan dalam pengalokasian biaya, meningkatkan kualitas produk yang dijual (Tandan Buah Segar-TBS)<br><br>This study aims to analyze the financial performance, member satisfaction, and efforts to improve the financial performance and satisfaction of members of the Palm Oil Cooperative (Kopsa) Usaha Manunggal. The survey method. Simple Random Sampling, namely 41 KOPSA members. The analytical models used in measuring financial performance are the Liquidity Ratio, Solvency Ratio, and Profitability Ratio. To analyze member satisfaction, the IPA and CSI models were used. Results: Analysis of KOPSA Usaha Manunggal's financial performance from 2020-2024 shows a good ability to pay short-term obligations. The average current ratio is 108.11, quick ratio 104.00, and cash ratio 0.20. This indicates the cooperative's ability to pay short-term debt with current assets. However, the solvency ratio shows that most of the assets are financed by debt (Total Asset To Debt Ratio 80.61%), Dept to Equity Ratio 415.96% indicates that for every one rupiah of capital owned by members (equity), the cooperative has more than four rupiah of debt. In terms of profitability, the cooperative is able to generate a net profit of 1.13% of assets (ROA) and 8.47% of equity (ROE) Net Profit Margin 10.09%. The IPA results identified several low priority attributes that need to be improved, namely the appearance of the management, completeness of facilities, ease of access to information, timeliness of payment of sales proceeds, honesty of management, and social costs. The CSI value reached 80.78%, indicating Satisfaction with the financial performance of the Palm Oil Cooperative (KOPSA) Usaha Manunggal. Efforts to improve financial performance and member satisfaction by reducing the number of uncollectible receivables, saving on cost allocation, and improving the quality of products sold (Fresh Fruit Bunches - FFB).</p>Aris TriyonoSri Indrastuti SUjang Paman Ismail
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-182025-11-1814221422410.32520/agribisnis.v14i2.4741Analisis Usaha Tani Cabai Merah di Desa Seberida Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4223
<p>Cabai merah merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi bahan baku penting dalam industri pangan nasional. Seperti halnya jenis usaha lainnya, budidaya cabai merah juga memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi. Saat ini, tanaman cabai merah semakin diminati oleh para petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, pendapatan, keuntungan, tingkat efisiensi, serta risiko produksi dan harga dari usaha tani cabai merah di Desa Seberida, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode <em>Simple Random Sampling</em>, dengan alasan bahwa wilayah ini merupakan penghasil cabai merah dengan luas panen dan volume produksi terbesar. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 petani.Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Total biaya rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp 23.325.050/0,23/MT atau Rp. 99.964.500,00/Ha/MT Sedangkan rata-rata total penerimaan dari usahatani cabai merah mencapai Rp.55.582.500/Grpn/MT atau 238.210.714,00/Ha/MT dan Keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 32.257.450/0,23/MT atau Rp. 138.246.214,00/Ha/MT. (2) Tingkat efisiensi usahatani cabai merah per musim adalah 2.38, sehingga dinyatakan layak untuk dijalankan. (3) Risiko produksi pada usahatani cabai merah di Desa Seberida memiliki koefisien variasi (CV) sebesar 0,25. Nilai ini lebih kecil dari 0,5 yang menunjukkan bahwa risiko produksi yang dihadapi petani tergolong rendah.</p> <p><em>Red chili is one of the main commodities that is an important raw material in the national food industry. Like other types of businesses, red chili cultivation also has a fairly high level of risk. Currently, red chili plants are increasingly in demand by farmers. This study aims to analyze the amount of costs, income, profits, efficiency levels, and production and price risks of red chili farming in Seberida Village, Batang Gansal District, Indragiri Hulu Regency. This study uses observation, interview, and documentation methods. Data collection was carried out using the Simple Random Sampling method, on the grounds that this area is a producer of red chili with the largest harvest area and production volume. The number of samples in this study was 30 farmers. The results of the study showed that </em>(<em>1) The average total cost incurred is Rp. 23,325,050/0.23/MT or Rp. 99,964,500.00/Ha/MT. Meanwhile, the average total income from red chili farming reaches Rp. 55,582,500/Grpn/MT or 238,210,714.00/Ha/MT and the profit obtained is Rp. 32,257,450/0.23/MT or Rp. 138,246,214.00/Ha/MT. (2) The efficiency level of red chili farming per season is 2.38, so it is declared feasible to run. (3) The production risk in red chili farming in Seberida Village has a coefficient of variation (CV) of 0.25. This value is smaller than 0.5, which indicates that the production risk faced by farmers is relatively low.</em></p>Danu Kusuma WardoyoNina SawitriPartini
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-252025-11-2514222523410.32520/agribisnis.v14i2.4223Persepsi Peternak Terhadap Teknologi Inseminasi Buatan di Kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indragiri Hulu
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4323
<p>Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologi reproduksi buatan yang diperkenalkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas genetik dan produktivitas ternak, khususnya sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi peternak terhadap teknologi IB di Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei terhadap 40 peternak sapi potong yang telah mengadopsi teknologi IB. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi peternak secara umum berada dalam kategori baik, dengan total skor persepsi sebesar 4.170. Peternak menilai teknologi IB memberikan berbagai manfaat, seperti peningkatan kualitas dan kuantitas ternak, efisiensi biaya, serta penghematan waktu dan tenaga. Meskipun demikian, peternak juga menghadapi kendala seperti kesulitan dalam mendeteksi birahi dan tingkat keberhasilan kebuntingan yang masih rendah. Oleh karena itu, diperlukan upaya peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan penyuluhan, serta peningkatan akses terhadap inseminator terlatih untuk mendukung keberhasilan adopsi teknologi IB. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam pengembangan sektor peternakan sapi potong secara berkelanjutan.</p> <p><em>Artificial Insemination (AI) is a reproductive technology introduced by the government to improve the genetic quality and productivity of livestock, particularly beef cattle. This study aims to examine the perceptions of beef cattle farmers toward AI technology in Lubuk Batu Jaya District, Indragiri Hulu Regency, Riau Province. A descriptive quantitative approach was used, employing a survey method involving 40 beef cattle farmers who had adopted AI technology. Data were collected through observation, interviews, and questionnaires. The results indicate that farmers' overall perception of AI is categorized as positive, with a total perception score of 4,170. Farmers recognized the benefits of AI, including improved livestock quality and quantity, cost efficiency, and savings in time and labor. However, they also encountered challenges such as difficulties in estrus detection and relatively low conception rates. Therefore, efforts are needed to enhance farmers’ capacity through training and extension services, as well as improve access to skilled inseminators to support the successful adoption of AI. The findings are expected to serve as a basis for policymaking in the sustainable development of the beef cattle sector.</em></p>Gunawan GunawanYeni AfizaNina Sawitri
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-11-252025-11-2514223524110.32520/agribisnis.v14i2.4323Analisis Usahatani Ubi Kayu di Kelurahan Sekar Mawar Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu
https://ejournal.unisi.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/4671
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, pendapatan dan efesiensi dalam usahatani ubi kayu di Kelurahan Sekar Mawar Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu. Analisis data digunakan deskriptif kuantitatif, yaitu menghitung total biaya, pendapatan dan <em>Return Cost Ratio</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa per luas lahan 0,24 Ha rerata biaya sebesar Rp 10.722.267, penerimaan sebesar Rp. 30.519.800 dan R/C Ratio adalah sebesar Rp 2,85 berarti untuk setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan, diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,85. Ini menunjukkan bahwa usaha tersebut menguntungkan, karena penerimaan lebih besar dari biaya. R/C Ratio.</p> <p><em>This study aims to determine the cost, income, and efficiency of cassava farming in Sekar Mawar Village, Pasir Penyu District, Indragiri Hulu Regency. The data were analyzed using a quantitative descriptive method by calculating the total cost, income, and Return Cost Ratio (R/C Ratio). The results of the study showed that for an average land area of 0.24 hectares, the total cost was IDR 10,722,267, the revenue was IDR 30,519,800, and the R/C Ratio was 2.85. This means that for every IDR 1 of cost incurred, the revenue obtained was IDR 2.85. This indicates that the farming business is profitable, as the revenue exceeds the cost.</em></p>NovriandiYeni AfizaYuslizar
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRIBISNIS
http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
2025-12-092025-12-0914224224610.32520/agribisnis.v14i2.4671