Analisis Kelayakan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus Petani Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk)

  • Fitri Krismiratsih Politeknik Negeri Jember
  • Suwinda Fibriani Politeknik Negeri Jember
Keywords: Farming, Profit, Shallot

Abstract

Kegiatan budidaya tanaman bawang merah merupakan salah satu usaha yang banyak dilakukan oleh petani di Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Hal ini dikarenakan bawang merah merupakan salah satukomoditas yang secara ekonomis memberikan keuntungan.  Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui kelayakan usaha di tingkat petani dengan melihat nilai R/C. Penelitian dilakukan di Kecamatan Rejoso  Kabupaten Nganjuk dalam waktu 2 bulan, yakni Oktober sampai dengan November 2022 dengan jumlah responden sebanyak 30 petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan dekriptif dan pengambilan data dilakukan menggunakan purposive sampling. Alat analisis menggunakan perhitungan penerimaan, keuntungan, dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata biaya petani bawang merah sebesar Rp23.568.610,33; rata-rata penerimaan petani dengan produksi mencapai 2.770 Kg sebesar Rp33.240.000,00; dan keuntungan petani sebesar Rp9.671.389,33. Hasil perhitungan rata-rata R/C petani bawang merah ialah 1,4. Usaha budidaya bawang merah dinilai layak dan menguntungkan untuk dijalankan dalam usaha tani di Kabupaten Nganjuk

Shallot cultivation is one of the many business carried out by Farmers in Rejoso District, Nganjuk Regency. Because shallots is one of the commodities that economical profitable. The purpose of this research was to know R/C analysis in onion farmer’s onion. It was in Rejoso Nganjuk Regency. It done among 2 month, October until November 2022. It needed 30 farmers. Method used descriptive and It used purposive sampling. Analysis that was used to counting of  appropriateness was income, profit and R/C ratio. The result showed average of production Rp23.568.610,33; production onion 2.770 Kg, average total income Rp33.240.000,00; and the profit as Rp9.671.389,33. R/C of this research was 1,4. Business of onion has a good value of R/C

References

Aryanta, I. W. R. (2019). Bawang Merah Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Widya Kesehatan, 1(1), 29–35. https://doi.org/10.32795/widyakesehatan.v1i1.280

Fauzan, M. (2014). Profitabilitas Dan Efisiensi Teknis Usahatani Bawang Merah Di Kabupaten Bantul Dan Kabupaten Nganjuk. SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 11(1), 35. https://doi.org/10.20961/sepa.v11i1.42248

HASAN, F. (2019). Efisiensi Keuntungan Usahatani Bawang Merah Di Kabupaten Nganjuk: Pendekatan Stokastik Frontier. Jurnal Social Economic of Agriculture, 8(1), 94–103. https://doi.org/10.26418/j.sea.v8i1.34137

Kadarsan. (1993). Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kementerian Pertanian. (2017). Rencana Strategis kemetrian Pertanian Tahun 2015-2019. Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian.

Mosher, A. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna.

Oktafiani, V. T. (2022). Kontribusi Usahatani Bawang Merah Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Desa Kandangrejo Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan Contribution. 6, 142–153.

Rahim, A., & Hasturi, R. R. D. (2007). Ekonomika Pertanian, Pengantar Teori dan Kasus. Penebar Swadaya.

Soekartawi. (2001). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Rajawali Press.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.

Sunanjaya, I. W., Sukandana, I. M., Widjanarko, M. A. W., Sugianyar, I. M., Sudarmini, N. K., Puspa, D. M. R., & Elizabeth, P. S. (2016). Petunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.

Vink, G. J. (1984). Dasar-dasar Usahatani di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.

Published
2025-11-03