STUDI KOMPARASI KETAHANAN PANGAN DI KOTA SURABAYA DAN BENGKULU

  • Gita Mulyasari Universitas Bengkulu
  • Nola Windirah Universitas Bengkulu
  • Erasmus Humanika UPN Veteran Jawa Timur
  • Netta Agusti Universitas Bengkulu
Keywords: Poverty, Household Expense, Food Security

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang permintaannya meningkat terus seiring bertambahnya jumlah penduduk dan peningkatan kualitas. Dalam konteks pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan merupakan faktor kunci bagi pengurangan penduduk miskin sehingga penguatan ketahanan pangan akan berdampak secara signifikan terhadap penurunan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kemiskinan dan ketahanan pangan di Kota Surabaya dan Bengkulu. Kemiskinan dilihat dari garis kemiskinan dan trend persentase jumlah penduduk miskin pada kedua kota tersebut. Sedangkan ketahanan pangan dikaji dari gambaran mengenai pengeluaran rumah tangga, indeks keterjangkauan, indeks pemanfaatan dan indeks ketahanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kota Surabaya memiliki indeks ketahanan pangan lebih tinggi dibandingkan dengan kota Bengkulu. Kota Surabaya masuk dalam kategori “sangat tahan”, sedangkan kota Bengkulu dengan kategori ketahanan pangan “agak tahan”. Kondisi kemiskinan di kota Bengkulu yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kota Surabaya menjadikan pengentasan kemiskinan menjadi program prioritas utama di Provinsi Bengkulu untuk mewujudkan kondisi ketahanan pangan yang tangguh.

Food is a basic human need whose demand continues to increase as the population increases and quality improves. In the context of poverty alleviation, food security is a key factor for reducing the poor population so that strengthening food security will have a significant impact on reducing poverty. This research aims to examine the conditions of poverty and food security in the cities of Surabaya and Bengkulu. Poverty is seen from the poverty line and the trend in the percentage of poor people in the two cities. Meanwhile, food security is assessed from a picture of household expenditure, affordability index, utilization index and food security index. The research results show that the city of Surabaya has a higher food security index compared to the city of Bengkulu. The city of Surabaya is in the "very resistant" category, while the city of Bengkulu is in the "somewhat resistant" food security category. The condition of poverty in the city of Bengkulu is much higher compared to the city of Surabaya Poverty alleviation is a top priority program in Bengkulu Province to create strong food security conditions.

References

Badan Pangan Nasional. 2022. Buku Indeks Ketahanan Pangan Tahun 2022. Badan Pangan Nasional 2022

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2022. Kota Bengkulu dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2022. Kota Surabaya dalam Angka 2022. Badan Pusat Statistik Kota Surabaya

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2022. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Bengkulu 2022. Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2022. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kota Surabaya 2022. Badan Pusat Statistik Kota Surabaya

Chambers R. 2014. Rural development: putting the last first. New York (US): Routledge.

Cook JT, Frank DA. 2008. Food security, poverty, and human development in the United States. Ann N Y Acad Sci. 1136(1):193-209.

Deaton A., and J. Muellbaeuer. 1980. Economics and Consumer Behavior. London: Cambridge University Press.

Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Pedoman Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk mencapai Sawsembada dan Sawsembada Berkelanjutan. Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Jakarta.

Ermawati, R. O. (2011). Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin pada Daerah Rawan Banjir di Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Skripsi. Fakultas Pertanian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Goodridge P. 2007. Method explained index number, economic and labour. Market Review. 1(3): 54-57

Hasan, Y., Saputra. W. (2008). Ketahanan pangan dan kemiskinan: Implementasi dan kebijakan penyesuaian. Jurnal Ipteks Terapan, 2(1), 146-168.

Kasryno, Faisal, 2004. “Kebijakan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi dan Otonomi: Ketahanan Pangan dan Penanggulangan Kemiskinan” dalam dalam Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (17 – 19 Mei 2004): Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi, Jakarta.

Kristiawan. 2021. Ketahanan Pangan. Scopindo Media Pustaka, Surabaya.

M.A.L.C. Buchori, dkk. 2022. Kumpulan Kajian Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah. Nas Media Pustaka, Yogyakarta.

Mandala, Ajeng Ayu Nabila dkk. 2013. Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Tani di Sub Das Keduang Kabupaten Wonogiri. Agro-Ekonomi Vol. 24, No. 2, Hal. 125-137.

Rosyadi, I., & Purnomo, D. (2012). Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Tertinggal. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 13(2), 303–315.

Surraya T. 2010. Food Supplay Chain Management: Challenges and Strategies. Journal of Food Security 1(1):12-23

Suryawati, Chriswardani, 2004, “Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional”, Jurnal Manajemen Pembangunan dan Kebijakan, Volume 08, No. 03, Edisi September (121-129).

Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2012. Pangan. 17 November 2012. Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2012 nomor 227. Jakarta; 2012.

Zakiah. 2016. Ketahanan Pangan dan Kemiskinan di Provinsi Aceh. Analisis Kebijakan Pertanian, Vol. 14 No. 2, 113-124

Zezza A, Tasciotti L. 2010. Urban agriculture, poverty, and food security: empirical evidence from a sample of developing countries. Food Policy. 35(4):265-273.

Published
2024-05-02