ANALISIS TATANIAGA KOPRA PUTIH DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Abstract
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan salah satu wilayah yang memiliki hamparan kelapa terluas di Provinsi Riau, salah satu produk turunan kelapa yang dihasilkan adalah kopra putih. Efisiensi pemasaran kopra putih tergantung pada rantai lembaga tataniaganya serta jumlah pelaku yang terlibat dalam masing-masing rantai tataniaga. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui saluran pemasaran kopra putih di Kabupaten Indragiri Hilir 2) Mengetahui efisiensi pemasaran kopra putih. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Accidental Sampling dan untuk pedangang menggunakan metode sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa(1)Terdapat tiga saluran pemasaran kopra putih di Kabupaten Indragiri Hilir (2) Efisiensi pemasaran kopra putih pada saluran pertama untuk kopra putih grade A sebesar 18 persen, grade B sebesar 21 persen, tingkat efisiensi pada saluran ke dua untuk kopra putih grade A 19 persen, grade B sebesar 22 persen, sendangkan tingkat efisiensi pada saluran tiga untuk grade C sebesar 1 persen, sehingga saluran ketiga lebih efisien dibandingkan saluran pertama dan kedua.
Indragiri Hilir Regency is one of the areas that has the widest expanse of coconut in Riau Province, one of the coconut derivative products produced is white copra.EfisThe marketing efficiency of white copra depends on the chain of trading institutions and the number of actors involved in the mass productionieach tatania chainga.This study aims to 1) Knowing the marketing channels of white copra in Indragiri Hilir 2) Knowing the marketing efficiency of white copra. The sampling method in this study used the Accidental Sampling method and for traders using the census method. The results showed that (1) there were three marketing channels for white copra in Indragiri Hilir (2) The marketing efficiency of white copra in the first channel for grade A white copra was18 percent, grade B by 21 percent,efficiency level on the second line for grade A . white copra19 percent, grade B by 22 percent, while the efficiency level on channel three for grade C is 1 percent, so the third channel is more efficient than the first and second channels.
References
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. (2020). Riau Dalam Angka 2020. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Pekanbaru.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir. (2020). Indragiri Hilir Dalam Angka 2020, Badan Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hilir. Tembilahan.
Elly Jumiati E. (2013). Analisis Saluran Pemasaran Dan Marjin PemasaranKelapa Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 12 No 1, Maret 2013. Fakultas Pertanian Universitas Borneo.
Hamburg. (2013). Market Brief: Kopra Dan Olahannya. Indonesian Trade Promotion Center Hamberg. Kementrian Perdagangan. Indonesia.
Indri PratiwiPohan, L.T. (2013). Analisis NilaiTambah dan Pemasaran Kopra Kasus: Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, dalam Jurnal Agribisnis, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Jumiati, Eliy, Dwidjono Hadi Darwanto, Selamet Hartono dan Mashuriy. (2013). Analisis Saluran Pemasaran dan Marjin Pemasaran Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur.Jurnal AGRIFOR. Vol. 12 No. 1.
Munawir Muhammad. (2019). Analisis Nilai Tambah dan Pemasaran Kelapa. Jurnal Biosainste, Vol 1 No 1, Juni 2019. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate.
Wulandari, SitiAbir. (2015). Analisis Saluran Tataniaga dan Margin Tataniaga Kelapa Dalam (Cocos nucifera) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Jurnal Ilmiah Vol 15 No 3 Tahun 2015. Universitas Batanghari. Jambi.
Copyright (c) 2022 JURNAL AGRIBISNIS
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.