Kelayakan Usahatani Jagung (Zae Mays L.) di Lahan Tadah Hujan Desa Genengsari Kecamatan Polokarto
Abstract
Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas penduduknya hidup dibidang pertanian. Pertanian merupakan sektor yang mampu menopang sektor pembangunan dan meyumpang pendapatan nasional yang cukup besar. Salah satu komoditas pengan yang mempunyai peran stategis adalah jagung, permintaan terhadap jagung dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya, pendapatan dan kelayakan usahatani usahatani jagung (Zae Mays L.) di lahan tadah hujan. Metode analisis yang digunakan sebagai berikut, total biaya dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel, penerimaan dihitung dengan mengalikan harga produk dengan jumlah produk, pendapatan dapat dihitung dengan mengurangi total penerimaan dengan biaya total, R/C rasio dapat dihitung dengan membandingkan antara total penerimaan dengan total biaya. Biaya total usahatani jagung di lahan tadah hujan dengan luas 0,4 Ha per garapan besar Rp. 4.257.071,-. Penerimaan usahatani jagung Rp. 6.240.000,-. Tingkat pendapatan usahatani jagung sebesar Rp.1.982.929,-. Kelayakan usahatani jagung sebesar 1,46 artinya hal ini berarti perbandingan menghasilkan nilai di atas nilai 1 (R/C rasio > 1), artinya kegiatan usahatani jagung layak diusahakan karena usahatani jagung memperoleh keuntungan yang ekonomis bagi petani.
Indonesia is an agricultural country where the majority of the population lives in agriculture. Agriculture is a sektor that is able to support the development sektor and support a fairly large national income. One of the confectionery commodities that has a strategic role is corn, the demand for corn from year to year also increases. The purpose of this study was to determine the cost, income and feasibility of farming corn (Zae Mays L.) in rainfed land. The analytical method used is as follows, total costs are calculated by adding up fixed costs with variable costs, revenue is calculated by multiplying product prices by the number of products, revenue can be calculated by subtracting total revenues from total costs, R/C ratio can be calculated by comparing the total revenues with the total cost. The total cost of farming corn in rainfed land with an area of 0.4 ha per arable is Rp. 4.257.071,-. Revenue from corn farming Rp. 6.240.000,-. The income level of corn farming is Rp. 1,982,929,-. The feasibility of farming corn is 1.46, meaning that this means that the comparison produces a value above the value of 1 (R/C ratio > 1), meaning that maize farming activities are feasible because maize farming obtains economic benefits for farmers.
References
Anonim. 2015. Pengelolaan Air Dalam Budidaya Jagung. https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/mimbar-penyuluhan/2058-pengelolaan-air-dalam-budidaya-jagung. Diakses Tanggal 18 Mei 2020.
Arifah, Eka Nur. 2011. Skripsi (Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada usahatani jagung varietas Bisi-2 Di Kabupaten Bantul). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Ashari, Ulfira. 2020. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Jagung di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari. eISSN:2774-1982
Husni, a., k. Hidayah, Maskan. 2014. Analisis Finansial Usahatani Cabai Rawit (Capsicum Frutescens) Di Desa Purwajaya Kecamatan LoaJjanan. Jurnal Arifor. 13 (1). Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Mardikanto, Totok. 2006. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Pressindo. Surakarta.
Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Jakarta.
Noor, H., Faizal. 2007. Ekonomi Majerial. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Parangin, Angin.1999. Skripsi (Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Jagung). Departmen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertaniaan Bogor.
Rahayu, wiwit, Umi Barokah, Rhina Uchyani Fajarningsih. 2020. Strategi Pengembangan Usahatani Jagung Pada Lahan Kering Di Kabupaten Wonosobo. AGRISEP Vol. 19 No. 1 Maret 2020 Hal: 207 –218.
Sadono, Sukirno. 2002, Pengantar Teori Makroekonomi, edisi kedua, Rajawali Pers, Jakarta
Sudayana, Wayan. 2005. Perkembangan Jagung Pada Dekade Terakir Serta Peluang Pengembangan Ke Depan. SOCA. Vol.5, No.1 Februari 2005. https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca/article/view/4069/3058. Diakses 18 Oktober 2021.
Sukirno, S. 2002. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3 Cetakan 17. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suprapto dan Rasyid Marzuki. 2002. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tomy, jonh. 2013. Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung Di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Jurnal Agroland. Agustus 20 (2): 146-154.
Tumoka, N. 2013. Analisis pendapatan Usahatani Tomat di Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Jurnal EMBA. 1 (3)
Yuliana, Putri. 2018. Skripsi (analisis kelayakan usahatani jagung (zea mays L.) (Studi kasus: Desa Payabakung, Kecamatan HamparanPerak, Kabupaten Deli Serdang)). Universitas Muhammadyah Sumatra Utara. Medan
Copyright (c) 2021 JURNAL AGRIBISNIS

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.